Google akan Membeli Lebih Banyak Ruang Kantor di New York City saat Teknologi Besar Meluncur ke Real Estat
Google berencana untuk membeli gedung perkantoran di Manhattan seharga $2,1 miliar (kira-kira Rs. 15.470 core), karena raksasa mesin pencari Alphabet berasimilasi dengan perusahaan teknologi lain untuk berinvestasi di real estat utama, bahkan ketika gaya kerja hybrid menjadi umum. .
Kontrak untuk posisi St. Stop. John di New York City, yang saat ini dipekerjakan oleh Google, akan selesai pada kuartal pertama tahun depan, kata Chief Financial Officer Ruth Porat dalam sebuah posting blog pada hari Selasa. Ruang ini diharapkan akan dibuka pada tahun 2023.
Raksasa teknologi, dengan miliaran dolar dalam saham, telah mengendarai gedung perkantoran dengan bayaran rendah di kota-kota di Amerika Serikat.
Pembelian gedung Lord & Taylor oleh Amazon senilai $978 juta (kira-kira Rs. 7.210 crores) di Fifth Avenue tahun lalu dan penyewaan Gedung Farley oleh Facebook di seberang Madison Square Garden dipandang sebagai tumpangan terakhir dari perspektif kawasan Manhattan.
Teknologi adalah mitra utama untuk tahun kedua bersama dalam kegiatan leasing Manhattan, kata pialang CBRE Group pada Januari tahun ini.
Sementara Big Tech menumbuhkan jejaknya, yang lain mengosongkan ruang biro karena pekerjaan jarak jauh yang dipimpin oleh pandemi telah membuat industri enggan memeriksa kembali keinginan real estat.
Usaha patungan keuangan, JPMorgan Chase, hanya ingin menyewakan satu blok besar ruang biro di Manhattan, menurut surat fasilitas dari awal tahun ini.
Investasi terbaru Google "dibangun di atas rencana pelayan yang ada untuk menginvestasikan lebih dari $250 juta Setengah (Rs. 1.845 crores) tahun ini di Universitas Ana di New York," kata Porat.
Investasi yang terdaftar datang pada saat sebagian besar karyawannya bekerja dari jarak jauh dan telah memperpanjang kebijakan asli untuk kembali ke biro hingga Januari.